Cara-Cara Memadatkan Kompresi
Arianto
(2011) mengemukakan bahwa ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
memadatkan kompresi yaitu piston dapat diganti dengan model racing, mengelas head
silinder pada ruang pembakarannya, membubut/memapras blok silinder pada bagian atas, mendekatkan deck clearance, dan membubut atau
memapras head silinder.
Dari beberapa cara tersebut ada satu cara yaitu
membubut/memapras head silinder yang hampir tidak pernah
digunakan oleh sebagian besar orang karena dianggap hanya sedikit berdampak
pada tenaga mesin motor. Padahal, apabila cara ini diperhitungkan dengan baik
dan benar maka akan dihasilkan daya dan tenaga yang maksimal.
Arianto
(2011) berpendapat bahwa “memapras head
silinder adalah suatu cara yang dilakukan untuk memadatkan kompresi dengan cara membubut atau
memapras bagian head silinder agar ruang pembakarannya
menjadi lebih kecil”. Dalam proses pengerjaanya cara ini dibagi menjadi
beberapa tahap yaitu tahap perhitungan, pemaprasan/pembubutan, pemasangan, dan
uji coba.
Pada
tahap perhitungan, jenis kendaraan akan mempengaruhi dalam proses perhitungan kompresi pada kendaraan tersebut. Karena
pada dasarnya setiap kendaraan memiliki karakter yang berbeda, sehingga dalam
proses pehitungannya juga berbeda. Tahap ini dilakukan ketika kendaraan masih
dalam keadaan standar, yaitu pada saat sebelum mesin dipapras. Perhitunga
tersebut meliputi perhitunggan tekanan kompresi
awal, kompresi rasio/perbandingan kompresi,
volume ruang bakar, dan tekanan kompresi
yang dikehendaki.
Setelah
tahap perhitungan selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah tahap
pemaprasan/pembubutan. Tahap ini harus dikerjakan sesuai dengan perhitungan
yang telah dilakukan sebelumnya. Tahap ini juga sangat membutuhkan ketelitian
dalam proses pengerjaannya, karena tahap ini adalah tahap inti dari proses
pengarjaan pemadatan kompresi. Ketelitan
dalam tahap ini meliputi keteltian pemaprasan/pembubutan yaitu pemaprasan harus
tepat sesuai dengan perhitungan, permukaan yang dipapras harus rata dan halus,
serta harus presisi agar mendapatkan
hasil yang maksimal.
Setelah
tahap pemaprasan/pembubutan selesai dilakukan, tahap selanjut-nya yang harus
dilakukan adalah tahap pemasangan. Tahap ini adalah tahap ketiga dari proses
pemadatan kompresi, yang tidak kalah
pentingnya dari proses-proses sebelumnya. Tahap ini sebaiknya dilakukan oleh
teknisi-teknisi andal karena tahap ini dibutuhkan ketelitian yang tinggi dalam
proses pemasangannya, agar tidak terjadi kebocoran pada head silinder. Karena ketika head
silinder mengalami kebocoran maka kendaraan tersebut tidak dapat
mengeluarkan tenaga secara maksimal, bahkan tidak dapat hidup.
Setelah
tahap pemasangan, tahap yang selanjutnya akan dilakukan adalah tahap uji coba.
Tahap ini adalah tahap akhir dalam proses pemadatan kompresi. Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk mencoba dan
membandingkan tenaga mesin sebelum dan sesudah pemadatan kompresi, apabila setelah pemadatan kompresi tenaga mesin menjadi bertambah maka proses pemadatan kompresi dengan menggunakan cara
memapras head silinder dapat
dikatakan sukses. Sebaliknya apabila setelah pemadatan kompresi tenaga tidak bertambah maka proses pemadatan dikatakan
tidak sukses, dan masih harus diteliti lagi penyebab-nya.
Daryanto (1999:13) berpendapat bahwa “perbandingan antara
isi silinder di atas torak pada TMB dan isi silinder di atas torak pada TMA
danamakan perbandingan kompresi atau kompresi rasio”. Dalam hal ini
perhitungan kompresi rasio atau perbandingan
kompresi juga sangat menentukan
keberhasilan dalam pemadatan kompresi.
Perhitungan ini akan dilakukan setelah head
silinder selesai dipapras, setelah itu head
silinder dipasang pada mesin.
Kemudian mesin tersebut akan diukur tekanan kompresinya
dengan menggunakan suatu alat yang bernama compresi
tester.
Compresi tester adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
tekanan kompresi pada suatu mesin
motor. Alat ini dipasang pada bagian busi sehingga ketika mesin motor di starter
menggunakan kick starter maka mesin
tersebut secara otomatis akan menghasilkan kompresi
yang akan langsung dapat diukur dan diketahui besar kompresinya dengan menggunakan alat tersebut. Alat ini juga dapat
memberi gambaran tentang keadaan motor, katup-katup bocor, ring piston, atau packing
head silinder.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar